free page hit counter

Langkah Perempuan Dalam Mewujudkan Perdamaian

MANADO (DUTA DAMAI SULUT) – Berbicara perdamaian tak lepas dari peran semua orang, sejak zaman dahulu hingga era saat ini,kita umat manusia selalu menjunjujng tinggi perdamaian.

Namun, tidak sedikit yang malah merusak perdamaian dengan berbagai macam cara.
Akibat dari keserakahan dan kepentingan semata, perdamaian pun dikorbankan.

Artikel saat ini akan spesifik membahas bagaimana langkah kecil bagi perempuan di era sekarang dalam menciptakan perdamaian perempuan memainkan peran yang penting dalam upaya menciptakan dan mempertahankan perdamaian di tengah-tengah konflik.

Meskipun sering kali tidak mendapatkan pengakuan yang layak terkadang juga diremehkan atau di pandang sebelah mata, peran perempuan dalam mempromosikan perdamaian juga penting.

Kita bisa mengambil beberapa contoh tokoh perempuan yang menginspirasi dalam perwujudan perdamaian, salah satu sosok perempuan yang terkenal dalam menciptakan perdamaian adalah Leymah
Gbowee.

Ia adalah seorang aktivis perdamaian Liberia yang memainkan peran kunci dalam mengakhiri Perang Saudara Liberia pada tahun 2003.

Gbowee adalah pemimpin gerakan perdamaian yang dikenal sebagai “Women of Liberia Mass Action for Peace”, yang terdiri dari ribuan perempuan yang bersatu untuk menuntut perdamaian dan mengakhiri konflik di negara mereka.

Melalui upaya mereka, mereka
berhasil membawa tekanan internasional yang signifikan kepada pemerintah dan pihak-pihak yang terlibat dalam konflik, yang pada akhirnya membantu mengakhiri perang dan membawa perdamaian ke Liberia.

Untuk kontribusinya dalam upaya perdamaian, Leymah Gbowee menerima Penghargaan Nobel Perdamaian pada tahun 2011, bersama dengan Ellen Johnson Sirleaf dan Tawakkol Karman.
Sosok panutan dalam bidang perdamaian lainnya ialah Malala Yousafza.

Malala merupakan seorang siswi
dari Pakistan yang menulis blog mengenai keinginannya bersekolah dan mempromosikan pentingnya pendidikan bagi perempuan. la menjadi terkenal setelah selamat dari upaya pembunuhan oleh Taliban
karena keberaniannya mengungkap fakta tersebut.

Malala kini menjadi aktivis pendidikan dan penyerataan perempuan.

la juga menjadi peraih nobel perdamaian termuda, yang dirainya saat berusia 17 tahun untuk perjuangannya melawan penindasan terhadap pemuda dan mendapat hak pendidikan.

Belajar dari dua sosok perempuan-perempuan hebat diatas, perempuan masa kini juga bisa mengambil peran dalam perwujudan perdamaian.

Berikut ini beberapa langkah yang bisa diambil oleh perempuan masa kini untuk turut serta menciptakan perdamaian:

  1. Pemanfaatan Platform Media Sosial: Di era teknologi saat ini penting untuk speak up atau
    menyuarakan hal hal yang ‘janggal’ terutama dalam setiap hal yang bertentangan dengan
    perdamaian misalnya Konflik antar sesama manusia, penyebaran hoax yang membuat gaduh, hingga tindakan kekerasan yang terjadi pada perempuan.

Jangan lupa untuk peka dan riset dengan situasi yang terjadi sehingga pemanfaatan media sosial juga efektif untuk menyurakan perdamaian dalam mengatasi hal yang ‘janggal’ tersebut.

  1. Terlibat aktif dalam Organisasi: Sudah seharusnya perempuan mengambil peran penting dalam suatu organisasi sehingga dalam memobilisasi komunitas lokal untuk mempromosikan perdamaian atau ibaratnya menjadi wadah
  2. Pendidikan dan Advokasi: memperjuangkan perdamaian melalui pendidikan, advokasi, dan
    kesadaran masyarakat juga bisa menjadi alternatif.

Era sekarang pendidikan merupakan senjata ampuh dalam menjadi agen perubahan yang didalamnya agen perdamaian untuk itu kejarlah pendidikan setinggi mungkin dan dari pendidikan bisa kita aplikasikan wujud nyata perdamaian dalam kehidupan sehari-hari dengan pembuatan advokasi sebagai wadah sharing bahkan aksi dalam proses mewujudkan perdamaian

  1. Meningkatkan keahlian sesuai bidang: Terlepas dari semua itu penting bagi perempuan mengembangkan setiap potensi yang ada dalam diri tidak hanya duduk berdiam diri saja.

Ini bisa menjadi contoh dan ajakan bagi perempuan lain untuk semangat dalam mengembangkan potensi diri apalagi korban dari konflik dan kekerasan Itulah beberapa langkah yang bisa dijalankan perempuan untuk turut serta mewujudkan perdamaian.

Penulis: Bryan Korua

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *