free page hit counter

Napak Tilas Perjalanan Menuju Sidratul Muntaha : Rahasia Dibalik Bertemunya Para Nabi

MANADO (DUTA DAMAI SULUT) – Hallo Sobat Damai, pada momen kali ini Sobat Damai mau mimin ajak refleksi mendalam tentang rahasia bertemunya Sayyidul Anbiya’ Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dengan para Nabi disetiap lapisan langit yang disemat indah dalam kisah Mi’raj. Simak bersama yuk !!

Peristiwa Isra’ Mi’raj adalah peristiwa besar bersejarah yang tidak hanya direkam oleh buku sejarah melainkan direkam nyata oleh jagat raya. Peristiwa yang tak hanya menyisakan penduduk penentang kebenaran perjalanan Rasulullah, peristiwa ini juga membangunkan seluruh malaikat dan makhluk sejagat raya untuk menemani Rasulullah bersujud bersama setelah menerima wahyu sholat yang pertama kalinya.

Perjalanan ke Sidratul Muntaha merupakan perjalanan yang membuat Rasulullah melalui banyak hal seperti berdialog dengan beberapa nabi, menyaksikan surga dan neraka, menyaksikan wujud malaikat-malaikat termasuk malaikat Jibril hingga menyaksikan wujud Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Pada langit pertama Rasulullah bertemu dengan Nabi Adam AS. Pada langit kedua Rasulullah bertemu dengan Nabi Isa AS dan Nabi Yahya AS. Pada langit ketiga Rasulullah bertemu dengan Nabi Yusuf AS. Di langit keempat Nabi bertemu dengan Nabi Idris AS. Di langit kelima Rasulullah bertemu dengan Nabi Harun. Langit keenam Rasulullah bertemu dengan Nabi Musa AS. Dan pada langit ketujuh Rasulullah bertemu dengan Nabi Ibrahim AS.

Terlampau jauh, ada yang istimewa dari peristiwa ini. Nyatanya kisah ini berawal dari kegundahan serta kesedihan dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang telah kehilangan dua orang yang paling berjasa dalam hidup Rasulullah. Mereka adalah manusia yang paling berjasa dalam mensupport dakwah Rasul namun telah kembali kepada keridhoan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Inipun disebut dengan Amul Huzni yaitu tahun kesedihan dimana Rasulullah kehilangan pamannya Abu Thalib dan dua bulan kemudian disusul istrinya Sayyidah Khadijah Binti Khuwailid. Manusia yang paling mulia kian bersedih dalam waktu yang begitu lama hingga tiba suatu malam Allah merubah keadaannya dengan begitu cepat dan kisahnya begitu tersemat dalam dada disepanjang perjalanan hidup manusia.

Faktanya Mi’raj rasul yang bertemu dengan para Nabi memiliki hikmah besar. Seluruh Nabi memang memiliki cobaannya masing-masing dalam berdakwah terhadap umatnya namun ternyata Nabi-Nabi yang dipilih untuk berjumpa dengan Rasulullah pada setiap lapisan langit ini merupakan Nabi yang paling banyak cobaannya. Seolah-olah Allah nampakkan kepada Rasulullah, jangan bersedih Ya Muhammad.

Ketika orang Quraisy dan orang kafir menolak kamu, lihatlah Adam AS yang diuji dengan meninggalnya Habil oleh kedengkian saudaranya Qabil. Lihatlah Isa AS dan Yahya AS yang diuji dengan rencana yang sama yaitu dibunuh namun Allah nampakan kekuasaan-Nya.

Lihatlah Yusuf AS yang dibuang saudaranya dan menjadi budak hingga ke Mesir. Kemudian Idris AS yang merasakan sakitnya kematian dan melihat surga dan neraka. Kemudian pembangkangan dan pemberontakan Bani Israil terhadap Harun AS dan Musa AS hingga dibakarnya hidup-hidup Ibrahim AS.

Seolah-olah Allah ingin menyampaikan kepada Rasulullah bahwa lihatlah Nabi-Nabi Allah yang lainnya juga merasakan nasib yang sama namun mereka tetaplah dalam perlindungan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Dengan begitu menjadi tenanglah hati Rasulullah kemudian terus menuju ke Sidratul Muntaha.

Namun akhirnya perlakuan semena-mena dari orang-orang kafir terhadap Rasulullah dengan dilempari batu, tak ada lagi yang mampu membela dan mendampingi, hijrah yang berujung ditolak dakwahnya Allah ganti dengan ribuan jin yang berbondong-bondong masuk Islam, penyadaran melalui penyaksian Rasulullah atas kebesaran Allah dan peristiwa-peristiwa yang menuai hikmah dan pengajaran ketika Isra’ dan Mi’raj ini hingga Rasulullah kembali turun dengan hati yang tenang dengan membawa wahyu perintah sholat.

Diantara seluruh wahyu yang Allah turunkan, hanya wahyu sholat yang diperintahkan langsung oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala tanpa melalui perantara malaikat Jibril. Artinya sholat merupakan wahyu yang paling utama diantara sekian banyaknya wahyu Allah seolah ketika seorang hamba mengalami masalah seberat apapun kemudian ia sholat maka Allah Subhanahu Wa Ta’ala sendiri yang langsung menyapanya. Maa Syaa Allah Tabarakallah.

Semoga refleksi ini bisa menjadi peringatan sekaligus penenang yang paling baik untuk Sobat Damai dan seluruh manusia yang menghadapi permasalahan apapun dalam hidupnya untuk tetap menjalankan perintah utama yang dahsyat dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala ini. Agar kita senantiasa meningkatkan iman dan takwa kita terhadap Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan mudah meraih kedamaian dalam menjalani sisa-sisa kehidupan kita. Aamiin

Penulis : Fitry Hadju

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *