free page hit counter

Indonesia: Perbedaan dan Pancasila

MANADO (DUTA DAMAI SULUT) – Sebagai negara yang terdiri dari berbagai macam perbedaan di dalamnya menjadikan Indonesia unik khas.

Meski begitu, tetaplah penting bagi masyarakatnya untuk memahami perbedaan tersebut agar tidak menimbulkan benih disintegrasi dalam berbangsa dan bernegara.

Banyaknya perbedaan yang dimaksud sudah termasuk agama, suku, bahasa, budaya, kepercayaan, ras, warna kulit, makanan, dan lain sebagainya.

Jika tidak dipahami dengan benar, semua perbedaan tersebut hanya akan menjadi faktor pemecah belah yang ampuh.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI), Komjen Pol Rycko Amelza Dahniel, dalam materinya di Rakornas Duta Damai menyampaikan bahwa keniscayaan manusia adalah perbedaan.

Contoh paling kecil adalah perbedaan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan. Diantara semua perbedaan yang ada, dia menegaskan bahwa hal tersebut harus bisa diterima semua manusia tanpa terkecuali.

Kembali ke konteks Indonesia, setiap perbedaan yang dimiliki negara ini harus dipahami dan diterima masyarakatnya.

Karena jika kita tidak memahami dan menerima perbedaan tersebut, maka bisa dipastikan kita adalah orang intoleran yang mudah ditunggangi paham radikal.

Radikalisme memang berawal dari sikap tidak menerima perbedaan, ini karena yang bersangkutan tidak memiliki pegetahuan dan wawasan luas untuk memahami pentingnya hal tersebut.

Saat tidak menerima perbedaan atau mulai tidak toleran, disitulah seseorang mulai memaksakan keinginan dan kehendaknya untuk bisa diterima walau dengan menggunakan kekerasan sekalipun.

Paham ini secara perlahan akan mengarah pada paham selanjutnya yang lebih berbahaya yakni terorisme, kemudian berujung pada aksi teror dari individu atau kelompok tertentu demi mewujudkan keinginan dan rencana mereka.

Berdasarkan pengamatan dan temuan di lapangan, aksi teror merupakan langkah politik yang amat agresif untuk meraih kekuasaan.

Selain hal tersebut, aksi teror juga meliputi penyebaran informasi dengan unsur ancaman kepada khalayak ramai yang bertujuan menyebabkan kepanikan massal dan jatuhnya mental masyarakat tertentu.

Tindakan-tindakan semacam itu tentu efektif dalam menyulut konflik di suatu daerah bahkan satu negara sekalipun.

Indonesia sendiri sudah sering mengalami sejumlah masalah di atas, aksi teror bom, informasi dengan unsur ancaman dan lainya.

Dalam mengatasi masalah ini, masyarakat perlu memahami pentingnya menerima perbedaan sebagai unsur utama bangsa Indonesia agar tidak mudah dipecah belah oleh pihak-pihak yang menginginkan hancurnya negara ini.

Kesaktian Pancasila

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa Pancasila merupakan ideologi bangsa Indonesia yang menjadi pandangan hidup dan dasar berdirinya negara ini.

Pancasila telah dirumuskan dan sudah final sejak negara ini resmi berdiri. Dengan lima sila yang memuat segala unsur pemersatu di dalamnya, terbukti ideologi ini mampu menjaga Indonesia tetap kokoh hingga sekarang.

Realita ini tentu saja membuktikan bahwa Pancasila memang ampuh dan sakti dalam mengawal Indonesia sebagai satu negara.

Di sisi lain, tantangan yang dihadapi juga tidak mudah. Berkali-kali kesaktian ini diuji oleh berbagai pihak yang tidak bertanggung jawab dengan banyak aksi kekerasan dan manipulasi.

Tujuanya dalah untuk memecah belah bangsa dan membuat masyarakatnya tercerai-berai demi kepentingan mereka menguasai negara kaya raya ini.

Jika berbicara kesaktian Pancasila pasti terbersit dalam pikiran kita adalah bagaimana para jenderal mati atas usahanya mempertahankan keutuhan NKRI.

Namun tidak hanya sebatas itu, kesaktian Pancasila juga terbukti tatkala dasar negara ini membuat orang yang berbeda agama dan latar belakang mampu duduk bersama, bekerja bersama, dan bahu membahu menjaga Indonesia.

Pancasila juga membuat kita semua sadar bahwa perbedaan di negara ini bisa dipersatukan dan dapat berjalan beriringan.

Oleh karena itu teramat penting bagi kita untuk memahami dan menerima setiap perbedaan yang ada dan tetap menjaga keutuhan negara ini.

Salam Pancasila!

Penulis: Maher Kambey

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *