MANADO (DUTA DAMAI SULUT) – Halo Sobat Damai! Tahu gak sih, beberapa tahun terakhir, kita sering mendengar tentang Indonesia Emas tahun 2045.
Hal ini dikarenakan pada tahun 2045, Indonesia akan menginjak usia ke- 100 tahun. Di samping itu, negara kita juga mendapatkan bonus demografi.
Yang dimaksud bonus demografi adalah jumlah penduduk Indonesia 70% berada dalam usia produktif (15-64 tahun), sedangkan sisanya 30% merupakan penduduk yang tidak produktif (usia dibawah 14 tahun dan diatas 65 tahun).
Sehingga pemerintah melihat peluang yang sangat besar akibat dari bonus demografi, salah satunya dalam dunia pendidikan.
Apa sih bonus demografi itu?
Bonus demografi adalah keadaan ketika jumlah individu atau masyarakat usia produktif/generasi muda lebih banyak populasinya daripada individu atau masyarakat non-produktif misalnya anak dibawah 14 tahun dan lansia.
Pada dasarnya bonus demografi memiliki dampak positif, namun tidak bisa dipungkiri banyak tantangan dan kendala yang bisa dihadapi apabila tidak dimanfaatkan dengan baik termasuk dalam dunia pendidikan.
Pendidikan merupakan unsur terpenting dalam mengembangkan dan memanfaatkan era bonus demografi karena usia produktif harus banyak dibekali dengan ilmu pengetahuan dan wawasan yang semua berasal dari sistem pendidikan.
Maka dari itu kita harus pandai melihat peluang dan memanfaatkan peluang tersebut untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas di era bonus demografi, apabila tidak dimanfaatkan dengan baik maka peluang yang besar bisa terbuang percuma.
Melaui pendidikan akan menciptakan generasi yang memiliki sumber daya manusia dan potensi pengembangan pembangunan nasional sesuai dengan visi Indonesia Emas Tahun 2045.
Untuk mengoptimalkan sistem pendidikan berkualitas, diperlukan kebijakan yang komprehensif dan investasi besar untuk pengembangan arah pendidkan, fasilitas pendidikan, tenaga pengajar kompeten, serta pemanfaatan teknologi inovatif dalam pendidikan.
Karena pendidikan menjadi fondasi awal dalam menghadapi tantangan global dan persaingan antar negara.
Kenyataan pada saat ini menjalani era bonus demografi masih banyak kendala dan tantangan yang dihadapi di dunia pendidikan.
Jika tidak dikelola dengan baik maka ada risiko yang sangat besar mulai dari kesenjangan akses pendidikan antara daerah perkotaan dan pedesaan.
Fasilitas dan prasarana yang kurang memadai, kualitas serta kuantitas tenaga pengajar yang masih kurang, serta sistem pengelolaan data yang belum efisien.
Hal ini yang perlu segara diperbaiki dan harus melibatkan semua elemen mulai dari pemerintah, swasta, serta masyarakat untuk sama-sama bergotong royong dalam memanfaatkan potensi dan peluang yang ada.
Dengan memperhatikan pentingnya pendidikan di era bonus demografi, pemerintah dan lembaga pendidikan harus bekerja sama mengembangkan strategi efektif untuk meningkatkan akses, kualitas, dan relevansi pendidikan bagi semua individu.
Dengan begitu potensi bonus demografi bisa dimanfaatkan secara maksimal demi pembangunan berkelanjutan dan inklusif.
Sobat Damai, berikut potensi yang dapat dimanfaatkan guna menopang pendidkan di era bonus demografi yang dapat kita simak bersama:
- Kebijakan Pendidikan Untuk Pembangunan Berkelanjutan
Bonus demografi dapat digunakan sebagai momentum untuk memperkuat pendidikan tentang pembangunan berkelanjutan.
Pendidikan tentang tanggung jawab sosial dan lingkungan dapat membantu menciptakan masyarakat yang lebih berkelanjutan.
- Program Pendidikan Inklusif
Program pendidikan harus dirancang untuk memastikan bahwa semua individu, termasuk mereka yang berasal dari latar belakang ekonomi kurang mampu atau daerah terpencil, memiliki akses yang sama terhadap pendidikan berkualitas.
- Pendidikan Berbasis Keterampilan
Bonus demografi menciptakan kesempatan untuk menyesuaikan kurikulum pendidikan dengan kebutuhan pasar kerja yang berubah.
Fokus pada pengembangan keterampilan seperti pemecahan masalah, kreativitas, kolaborasi, dan literasi digital dapat membantu individu untuk sukses dalam dunia kerja yang semakin kompleks.
- Kemitraan Pendidikan, Industri, dan Internasional
Di era bonus demografi, kemitraan antara lembaga pendidikan dan sektor industri dapat diperkuat untuk memastikan bahwa kurikulum pendidikan mencerminkan kebutuhan dunia kerja.
Program magang, pelatihan kerja, dan kolaborasi proyek antara sekolah dan perusahaan dapat membantu individu mengembangkan keterampilan yang relevan dengan dunia kerja.
Dengan mengembangkan potensi ini di dunia pendidikan, kita dapat memanfaatkan bonus demografi untuk menciptakan masyarakat yang lebih cerdas, inklusif, dan berkelanjutan.
Penulis : Anggreine Vinolia Ering
Editor: Maher Kambey