MANADO (DUTA DAMAI SULUT) – Halo sobat Damai, udah tahu kan kalo hari ini tuh hari apa? Iya, hari ini adalah Hari Pendidikan Nasional atau biasa disingkat Hardiknas.
Ini merupakan hari besar nasional Indonesia yang bukan hari libur, yang ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia untuk memperingati kelahiran tokoh pelopor pendidikan Indonesia yakni Ki Hadjar Dewantara, sekaligus sosok pendiri lembaga pendidikan Taman Siswa.
Ki Hadjar Dewantara dikenal atas keberaniannya dalam menentang kebijakan pendidikan pemerintah Hindia Belanda karena hanya memperbolehkan anak-anak kalangan Belanda atau orang kaya yang berhak mengenyam pendidikan di kala itu.
Ditetapkannya 2 Mei sebagai Hari Pendidikan Nasional berdasarkan Keppres No. 316 tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959.
Sampai sekarang, Hardiknas terus diperingati setiap tahun dalam rangka memperingati jasa-jasa para pahlawan di bidang pendidikan sekaligus menjadi evaluasi akan jalannya sistem pendidikan di Indonesia.
Di tahun 2023, Hari Pendidikan Nasional mengusung tema “Bergerak Bersama Semarakkan Merdeka Belajar” Dalam perjalanannya, Pendidikan Indonesia mengalami proses panjang dan berliku yang dilalui semua anak bangsa tanpa terkecuali.
Sekolah sebagai ikon pendidikan, juga terus dituntut untuk menghasilkan lulusan yang baik dan terampil dalam menghadapi tantangan bangsa guna mencerdaskan masyarakatnya.
“Menurut pengamatan saya, pembelajaran siswa dalam kelas dengan menggunakan Kurikulum Merdeka, utamanya di tingkatan SMA, menjadi lebih fleksibel. Mulai dari alokasi waktu hingga materi belajar, di samping itu juga tetap fokus pada materi esensial, pengembangan karakter, dan kompetensi peserta didik,” kata seorang guru bernama Yansen Ering.
Senada dengan itu, Putri Angelita Kerap, selaku seorang guru SD berujar bahwa sebagian besar siswa yang diajari memiliki antusiasme yang tinggi.
Menurutnya, hal itu disebabkan banyaknya media pembelajaran masa kini yang mampu membangkitkan suasana menyenangkan bagi anak-anak dalam belajar.
“Antusiasme siswa dalam belajar dewasa ini dipengaruhi banyak hal, salah satunya lingkungan. Ada yang memang antusias karena niat untuk belajar, dan ada yang antusias hanya dalam beberapa pelajaran tertentu. Faktor keluarga juga sangat mendukung akan hal ini,” sebut salah seorang guru SMP Vankendy Rangian.
Yuyun Hardianti Hassan, seorang guru SMA menuturkan, baginya antusiasme peserta didik dalam belajar tergantung bagaimana cara dari seorang guru mengajar.
Menurut ibu satu orang anak ini, jika ada mata pelajaran yang tidak disukai seorang siswa namun diajari dengan cara dan metode yang tidak membosankan dari guru tersebut, maka pelajaran itu dapat diterima dengan baik.
“Tantangan yang saya jumpai dalam mendidik siswa itu beragam, sebagai seorang guru SD salah satu tantangan saya itu harus bisa lebih sabar dalam mendidik anak-anak ini,” ungkap Angel.
Sementara menurut Yansen, tantangan yang ia hadapi adalah sulitnya keluar dari zona nyaman sistem pembelajaran yang ada selama ini.
Dengan adanya program Merdeka Belajar, maka sistem pembelajaran akan lebih aktif dengan mengajak siswa berdiskusi dan memecahkan masalah bersama.
Hal ini dinilai menjadi tantangan besar bagi para guru untuk berdiskusi, mengingat siswa sudah nyaman dengan pembelajaran selama ini.
“Tantangan yang saya jumpai ketika mengajar adalah menghadapi berbagai macam karakter siswa yang berbeda. Cara menangani masalahpun juga harus menyesuaikan dengan setiap karakter masing-masing mereka, ada yang cepat mengerti, namun ada yang membutuhkan bimbingan khusus,” sebut Vankendy.
“Kalau saat ini yang menjadi tantangan terbesar kami ialah kecanggihan teknologi. Masih banyak guru maupun siswa yang gagap teknologi, terutama bagi kami yang tinggal di wilayah pedesaan. Kami sangat kesulitan dalam menerapkan prinsip Merdeka Belajar dengan konsep digital karena sulitnya jaringan internet di tempat tinggal kami,” tukas Yuyun.
“Harapan untuk guru- guru agar terus mempertahankan nilai-nilai moral dan budaya dalam mendidik siswanya. Semoga sekolah- sekolah terus meningkatkan program kegiatan pembelajaran agar siswa semakin aktif dan menjadi lebih baik lagi,” ungkap Yansen.
“Di Hardiknas tahun ini harapan saya semoga generasi penerus bangsa tetap giat belajar agar dapat membawa bangsa Indonesia ke arah yang lebih baik dan maju,” sebut Angel.
“Saya berharap banyak kepada para pendidik agar lebih melek dan mampu mengoptimalkan pendidikan melalui banyak metode dan menyesuaikan dengan zaman,” ucap Yuyun.
“Harapan saya untuk generasi bangsa yang saat ini sedang menempuh pendidikan di sekolah ataupun dibangku perkuliahan agar untuk tetap melanjutkan apa yang kalian kerjakan saat ini (sekolah atau kuliah),” tandas Vankendy.
Penulis: Maher Kambey