free page hit counter

Maknai Hari Kartini, Tiga Anak Muda ini Angkat Bicara Soal Perempuan

MANADO (DUTA DAMAI SULUT) – Halo Sobat Damai, udah tahu kan kalo hari ini merupakan Hari Kartini? Iya, hari dimana kita memperingati sosok tokoh pahlawan perempuan asal Indonesia yang melegenda di bumi pertiwi.

21 April sendiri adalah hari lahir dari Raden Ajeng Kartini atau lebih tepatnya Raden Ayu Kartini. Dia dikenal karena perlawanannya untuk menolong perempuan atas penindasan yang dialami perempuan Jawa karena adat, tradisi dan kuatnya sistem patriarki kala itu.

Dewasa ini, kaum perempuan Indonesia semakin sadar dan memperjuangkan haknya dengan berbagai macam cara.

“Perempuan Indonesia telah diberikan pintu pembuka dari pahlawan kita R.A Kartini dengan berbagai akses kehidupan yang sudah dapat kita rasakan, ini menjadi motivasi bagi sesama perempuan mempertahankan idealisme dalam memperjuangkan hak-haknya,” kata Jeanne d’Arch de Jose Fernando Kamagi Osorio Soares.

Wakil I Noni Unsrat 2021 ini berpendapat, hal ini akan berdampak pada fokus perempuan di masa depan itu tidak lagi berputar hanya pada bagaimana mendapatkan hak yang seharusnya dan sepantasnya didapat tetapi bagaimana cara perempuan berkontribusi lebih.

“Hal yang boleh dilakukan untuk terus semangat memperjuangkan hak-hak menurut saya adalah dengan talk about it more and more. Lebih sadar dan menyadarkan diri sendiri serta teman-teman perempuan lain mengenai hak kita sebagai perempuan,” ujar Pingkan Isabela Karamoy.

“Contohnya, sekarang saya sementara mengikuti program Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP), pernah ada sesi bimbingan yang membahas mengenai hak-hak perempuan dan kesetaraan gender. Melihat antusias dari teman-teman dalam diskusi itu, benar-benar boost up my energy to talk about it more and more!,” sebut Noni Unima 2021 ini.

Jeanne menuturkan, dirinya selalu menanamkan pola pikir untuk bersyukur dengan apapun yang Tuhan mampukan diperbuat olehnya dan jangan pernah membandingkan dengan orang lain, adalah cara agar mengatasi rasa insecure yang dialami perempuan.

“Kembali lagi, mindset is a very valuable asset. Jika saya melihat ada perempuan di luar sana yang memiliki prestasi atau berkat dalam bentuk lain, yang saya pikirkan adalah itu cara Tuhan menyatakan karya-Nya dalam hidup perempuan itu, bagaimana saya juga dapat semakin menyatakan karya Tuhan dalam hidup saya lewat setiap potensi yang sudah Dia berikan selama ini,” ungkap calon dokter gigi ini.

Tak jauh berbeda, Pingkan menekankan bahwa jika merasa insecure, dirinya selalu melihat hasil foto saat mengikuti kegiatan lomba atau organisasi sambil mengatakan pada diri sendiri sejauh ini dia cukup hebat.

“Saya suka menulis barang-barang yang ada di dekat saya “You’re enough, bel” biasanya Kalau berbuat hal-hal seperti itu lumayan menumbuhkan lagi rasa secure dengan diri sendiri,” sebut calon guru BK ini.

“Sebagai perempuan Indonesia, kita harus memiliki jati diri dan prinsip yang kuat untuk menunjukkan bahwa perempuan adalah sosok kuat dan bisa menjadi seorang pemimpin di segala bidang serta dapat memberikan perubahan bagi bangsa dan negara,” ujar Ivannia Montolalu.

Peraih gelar Harapan II Putri Tomohon 2023 ini menegaskan, setiap perempuan harus mencintai diri sendiri dan meyakini bahwa perempuan dapat menjadi pelopor mengembangkan bangsa.

“Rasa insecure yang tercipta menjadikan motivasi bagi diri saya untuk terus mengembangkan kekurangan menjadi sebuah kelebihan,” imbuhnya.

“Perempuan-perempuan Indonesia memilki begitu banyak potensi dan kemampuan yang kadang belum disadari. Percaya diri, jadi mandiri dan tegas supaya tidak dikendalikan oran lain. Ingat, harus punya intergritas serta jangan takut mencoba hal baru. Step out of your comfort zone,” tegas Jeanne.

Senada, Pingkan menambahkan seorang perempuan jangan hanya sebatas mengikuti semua yang dikatakan laki-laki.”We got our self, educate yourself and have yourself a clear goals,” seru Pingkan.

“Cintai diri sebagai perempuan, bangga karena menjadi perempuan Indonesia, dan terus berusaha menjadi lebih baik,” tandas Ivannia.

Pewarta: Maher Kambey

Editor: Maher Kambey

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *