2018 merupakan tahun ujian bagi bangsa Indonesia karena rentetan tragedi dan bencana alam terjadi di berbagai wilayah di Indonesia
DD Sulut selain melakukan kontra narasi dan membuat konten – konten positif, juga memiliki tugas sosial dan kemanusiaan, hal ini terwujud dalam penggalangab bantuan Bencana Tsunami Banten yang dilaksanakan 26 Desember 2018 dimana mayoritas masyarakat di kota ini sedang berhari raya.
Ketika malam itu datang, ratusan nyawa melayang dalam hempasan gelombang dahsyat dengan sekejap menyisakan dukacita dan ratapan bagi mereka yang berpisah dengan kerabat dan keluarga, trauma psikis dan psikologis para korban selamat menjadi alasan kami bergerak untuk meringankan beban mereka
Aksi bertemakan DAMAI UNTUK KEMANUSIAAN di langsungkan pada dua titik yaitu di Zero point yang menjadi pusat aktifitas masyarakat kota Manado pukul 10 pagi hingga 3 sore dan berpindah ke depan Mega Mall hingga pukul 4 sore. Melalui aksi dan orasi kemanusiaan berhasil menggerakkan hati masyarakat disekitar lokasi baik para pejalan kaki dan pengendara yang menyumbangkan sebagian dari penghasilan mereka untuk meringankan korban bencana . Di lokasi penggalangan berada di area reklamasi, angin laut kencang menerpa tidak mengurungkan semangat tim DD Sulut untuk menggalang dana di badan jalan. Kepolisian turut serta membuat barikade sembari mengarahkan kendaraan melintasi ruas jalan. Dalam orasi yang dibawakan secara estafet oleh Moan dan Rico tersirat bahwa Duta Damai memiliki visi damai yang didalamnya dapat misi sosial yaitu memupuk solidaritas masyarakat karena luka mereka adalah derita kita semua. Hal menarik, tengah kepadatan kota tampak seorang difabel datang yang dituntun aparat dan turut memberikan sumbangan penggalangan ini.
Sebulan setelahnya, Januari 2019 bencana banir dan tanah longsor menimpa Kota Manado akibat hujan yang berkepanjangan yang mengakibatkan 3 orang tewas dan ratusan orang mengungsi khususnya di dataran rendah padat penduduk. Untuk kedua kalinya Duta Damai melakukan penggalangan dana sekaligus trauma healing kepada anak – anak korban dalam kondisi shock akibat harta benda mereka hanyut terbawa banjir. Trauma healing cara tanggap darurat untuk memberikan dukungan psikologis bari anak – anak yang notebene memiliki emosi yang labil dan memerlukan pendampingan. Lokasi medan jalan yang licin membuat tim berhati – hati untuk mencapai lokasi yang berjarak 3 km dari pusat kota Masyarakat sangat antusias sembari tim merelokasi anak –anak ke masjid dan pekarangan rumah warga untuk melakukan trauma healing. Bahan sandang dan papan langsung di distrobusikan kepada masyarakat terdampak.
Kami percaya bahwa agenda sosial melekat pada setiap organisasi yang merefleksikan kearifan dan keadaban bangsa Indonesia. Karena luka mereka, adalah derita kita bersama.