free page hit counter

Starter Pack to Live in Manado: Masyarakat, Bahasa, Transportasi hingga Biaya Hidup

Penulis : Viola D. Pongajow

Pernahkah kamu melakukan pendekatan atau PDKT dengan seseorang? Atau saat ini kamu sedang melakukannya? Pasti rasanya cukup menantang ya? Ada yang terbuka dan fast-respon, tapi pasti ada pula yang tertutup dan butuh usaha ekstra.

PDKT memang cukup sulit dan menantang. Karena selain harus mengenali sifat dan kepribadian gebetanmu, kamu juga harus mampu menaklukan hatinya dan membuatnya yakin kalau kamu adalah orang yang tepat untuknya.

Selayaknya orang yang perlu PDKT ketika hendak menjalin hubungan, kamu juga perlu PDKT nih kalau berencana pindah tempat tinggal. Nah, untuk kamu yang berencana pindah ke Sulawesi Utara, yuk intip beberapa hal yang perlu kamu ketahui: 

  1. Penduduk asli Sulawesi Utara.

Para perantau Sulawesi Utara di luar daerah sering melabeli diri mereka sebagai “orang Manado”. Hal ini akhirnya membuat masyarakat luar menggeneralisasi semua penduduk di Sulawesi Utara sebagai “orang Manado”.

Tapi, tahukah kamu, sebenarnya kata Manado itu merujuk pada ibukota Sulawesi Utara dan bukan penduduknya loh. Lalu penduduk asli Sulawesi Utara itu siapa kak?

Mereka adalah orang yang berasal dari 3 suku asli di Sulawesi Utara, yaitu:

  • Suku Minahasa yang mendiami wilayah Minahasa. Berdasarkan cerita rakyat, orang minahasa berasal dari keturunan pasangan Toar dan Lumimuut, yang berasal dari keturunan Mongolia dan Tiongkok. Tak heran, orang-orang dari suku Minahasa kebanyakan memiliki kulit putih, rambut lurus dengan mata yang cenderung sipit.
  • Suku Sangir yang mendiami kepulauan Sangihe-Talaud. Mereka percaya bahwa nenek moyang mereka berasal dari Filipina Selatan lewat migrasi ribuan tahun lampau. Orang-orang Sangihe merupakan suku pelaut yang menguasai laut karena hanya 7% wilayah daratan di daerahnya, 93% lainnya adalah lautan. Orang-orang dari suku ini cenderung memiliki kulit eksotis yang berwarna coklat tua, mata besar dihiasi bulu mata tebal dan rambut yang bergelombang.
  • Suku Mongondow yang tinggal di Bolaang-Mongondow, berbatasan langsung dengan Provinsi Gorontalo. Orang-orang Suku Mongondow mempercayai bahwa nenek moyang mereka berasal dari pasangan Gumalangit dan Tendeduata serta pasangan Tumotoiboko dan Tumotoibokat, yang tinggal di Gunung Komasan, yang sekarang masuk ke dalam Bintauna.

Secara umum, masyarakat Sulawesi Utara sangat ramah dan toleran terhadap orang lain. Tidak heran Manado menjadi salah satu Kota Paling Toleran di Indonesia. Jadi, kamu tidak perlu khawatir.

  1. Bahasa Manado.

Berdasarkan data yang tertera di laman petabahasa.kemdikbud.go.id , Sulawesi Utara memiliki 10 bahasa daerah. Yaitu: Bantik, Bolaang Mongondow, Gorontalo, Melayu, Minahasa, Minahasa Tonsawang, Minahasa Tonsea, Pasan, Ponosakan dan Sangihe-Talaud. 

Namun, dalam percakapan sehari-hari, masyarakat Sulawesi Utara biasanya menggunakan bahasa Melayu-Manado.

Berikut ini adalah beberapa kalimat yang biasa dipakai dalam kehidupan sehari-hari:

Tabea! (Halo / Hai)

Makase ne. (Makasih ya)

So makang? (Udah makan?)

Suda tadi kita da makang tinu’ 

(Sudah, tadi aku makan tinutuan –bubur manado– )

Blum, mari jo tre basama-sama? (Belum, makan bareng yuk?)

Mo kamana do eh? (Mau kemana nih?)

Mo ka 45 rabu-rabu (Mau ke Pasar 45 –pusat kota– sebentar)

*rabu-rabu = sebentar

Nya mo kamana-mana komang. (Lagi nggak mau kemana-mana sih)

Da bacarita apa do ngoni? (Kalian lagi ngobrolin apa nih?)

Torang rencana mo lopas di kawasan eso pagi. Ngana mo iko?

(Kami rencananya mau jogging di kawasan, besok pagi. Kamu mau ikut?)

*Jika nanti kamu naik angkot dan hendak memberhentikannya di tempat tujuanmu, sebaiknya jangan bilang “Berhenti, Pak!” atau “Stop, stop!”. Tapi katakan:

Muka, om. (Ini menandakan kepada sopir angkot untuk berhenti)

  1. Transportasi. 

Saat ini layanan transportasi online telah tersedia dimana-mana. Walau demikian, angkutan umum tetap beroperasi. Di Manado, angkutan umum disebut Mikro. Biayanya adalah Rp. 6,000 untuk sekali perjalanan.

Jalur perjalanan mikro tergantung trayek yang dipakainya. Untuk lebih jelasnya, nanti tanyakan ke sopir mikro yang bersangkutan, ya.

Yang pasti, mikro hanya tersedia di dalam kota Manado saja. Jika kamu berencana jalan-jalan keluar kota menggunakan angkutan umum, maka kamu harus ke terminal dulu. Berikut ini beberapa informasi jalur terminal di Manado:

Terminal Malalayang = Angkutan Umum ke arah Selatan: Tateli, Minahasa Selatan, Bolaang Mongondow, Gorontalo, Palu, dll.

Terminal Karombasan = Angkutan Umum ke arah Minahasa: Pineleng, Warembungan, Tomohon, Langowan, Tondano, Kawangkoan, dll.

Terminal Paal 2 = Angkutan Umum ke arah Utara: Lapangan, Airmadidi, dll.

  1. Biaya Hidup

Seperti di daerah lain, biaya hidup di Manado bervariasi tergantung gaya hidup setiap orang. Di bawah ini adalah perkiraan biaya hidup yang penulis tulis berdasarkan wawancara ke beberapa orang mahasiswa :

KebutuhanKeteranganBiaya
Tempat tinggal (Kos)1 kamar/bulan500.000-2.500.000
Sekali Makan di Warung Makan1 orang10.000-40.000
Transportasi Online (Motor)5 km20.000-30.000

Terkait biaya ongkir pemesanan online dari luar daerah, jangan kaget ya! Ongkir pemesanan barang dari luar Manado cenderung mahal. Pengiriman 1kg barang dari Jakarta Pusat bisa mencapai Rp.90,000. 

Itulah beberapa informasi yang mungkin perlu anda ketahui sebelum datang menetap di Manado, Sulawesi Utara. Semoga bermanfaat!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *